Selasa, 29 Januari 2013

Mengapa Saya Masuk Salafy

Berikut aku tampilkan postingan dari sahabat yang masuk salafi, alasannya apa, selamat menyimak.


 Mengapa Saya Masuk Salafy

tulisan ini saya tujukan untuk sesama muslim yang melihat salafy atau yang sebagaian orang menyebutnya wahabi dengan sebelah mata, karena belum tau isi dalam salafy sendiri. saya bisa memaklumi, mereka benci sebab belum pernah bersentuhan dengan salafy, mereka kenal hanya sebatas info dari orang lain yang kebetulan tidak suka dengan salaf, kemudian menelan mentah mentah info tersebut

setelah saya membaca banyaknya salah faham tenatang salafy di berbagai media internet, saya perlu sedikit menuliskan seputar perjalanan saya di salafy, sejak tahun 1998 silam. saya di lahirkan dalam 10 anggota keluarga, bapak saya tadinya NU, begitu juga ibu saya, tapi pindah ke muhammadiyah. sedangkan anak anaknya di berikan kebebasan penuh untuk memilih organisasi NU atau muhammadiyah. karena mayoritas teman teman saya NU,saya aktif dalam pergerakan NU. bapak ibu saya mendukung sepenuhnya, fasilitas, dana, selalu di maksimalkan untuk kegiatan saya meski bapak ibu saya muhammadiyah. maka tidak heran saya menjadi aktifis di NU. meski orang tua saya muhammadiyah, tapi kakak saya kyai NU, dan dalam satu rumah kami hidup dalam kebersamaan.

setelah saya masuk bangku sekolah SMP,saya ambil MTs muhammadiyah. disini saya belajar 2 organisasi sekaligus. di sekolahan saya aktifis muhammadiyah, di rumah saya ketua gerakan pemuda NU. saya sangat menikmati keduanya, malah menurutku semua itu menjadi begitu indah manakala bisa saya jalankan bersamaan.

setamat sekolah MTS muhammadiyah saya ambil sekolah madrasah aliyah. di sini saya kenal bermacam macam organisasi dan manhaj salafy, semua pergerakan ada. ada NU, muhammadiyah , LDII, jama'ah tabligh, tasawuf, manjah salafy dan masih banyak lagi.

karena saya suka berpetualang, saya masuk semua organisasi tanpa kecuali, dan saya suka semua kegiatan keagamaan,saat itu cuma 1 yang aku benci setengah mati, yaitu salafy. karena saat itu hanya salafy yang mengatakan :

"buat apa belajar ilmu kafir seperti ilmu biologi, matematika, fisika dan ilmu ilmu yang bikin pusing dan ngga bermanfaat. emang di alam kubur kita mau di tanya itu dan ada soal matematika apa?"

"emang nabi muhammad sekolah kaya kalian?, ini bid'ah!, nabi muhammad ngga sekolah juga bisa hidup kok!"

"tv, semua nyanyian, itu haram"

"sekolahan kita haram, soalnya putra putri jadi satu dalam 1 kelas"

dan masih banyak lagi. karena itulah mereka yang ikut salafy jadi kolot, bodoh, dan dianggap penyakit menular oleh guru, sebab sekolahnya jadi rusak, sebagaian malah keluar dan pindah ke pondok non formal. itulah aksi salaf yang dianggap merusak citra sekolah.

tapi di lain sisi sebagaian anak malah kebalikan dari itu. setelah ikut salafy malah jadi giat belajar, prestasi meningkat drastis, tidak mau hura hura,berhenti merokok, dan ahirnya rengking 10 besar di kuasai oleh orang orang salafy. orang yang ini beralasan berbakti kepada orang tua,karena ridlo orang tua adalah ridlo Alloh, dan kewajiban anak sekolah adalah menyelesaikan tugas sekolahnya dengan baik.

disini saya bisa melihat perbedaan yang sangat jauh. di lain sisi salafy di hukum di anggap virus sekolahan bahkan ada yang harus di keluarkan. tapi di lain sisi salafy menguasai 10 rengking di sekolahan, hingga dapat beasiswa kuliah gratis keluar negeri. saya kian tertarik dengan salafy yang cerdas, dan saya mulai dekat dengan mereka. setelah saya dekat, saya bisa mengerti mengapa mereka bisa menguasai pelajaran sekolahan dengan santai dan tenang

setelah saya menamatkan sekolah madrasah aliyah, saya masuk ke AKPER.disinilah saya harus berhadapan dengan salafy ekstim (oknum0. saya di bilang "kamu sekolah di akper hukumnya haram, disana kamu akan memegang pantat orang saat kamu harus menyuntik, bagaimana kalau pasien kamu cewe, itu dosa besar, belum putra putri campur, belum teori teori kafir,pokoknya haram".

saya tau pasti ada salafy yang akan mengatakan itu. setelah saya ketemu dengan ustadz, ustadz bilang "kuliah saja di akper, karena manfaatnya jauh lebih besar dari madorotnya, dengan kuliah di akper kamu bisa menolong banyak orang, percaya saja". kemudian saya temui ustadz salafy yang lain, ternyata mendukung juga, ahirnya saya puas dan masa bodo dengan mayoritas salafy kolot. dan ternyata di akper saya ketemu dengan teman teman salafy yang jenius, mereka ahli dan menguasai tatanan kelas atas akper. juga dosen salafi tersorot lebih sip dari yang biasa. saat praktek di RS, perawat salafy selalu menjadi idola mahasiswa, karena kebanyakan bisa dipercaya, dan benar benar bertanggung jawab terhadap tugasnya.

=============================================================================
saya aktif dalam pengajian salafy, sehingga saya heran dan tidak mengerti dengan ucapan ucapan orang yang bernada tidak suka, misalnya

salafy adalah radikal keras
memang saya sering temui orang salafy yang kolot, keras, kaku, dan tidak bisa bermasyarakat. tapi tidak semua, dan masih banyak kebaikan yang di miliki. tapi yang di soroti oleh orang yang tidak suka pasti hanya kekurangan saja, sehingga seolah olah sangat jelek dan tidak memiliki kelebihan lain. cobalah lebih bijak dalam bersikap, karena ia juga manusia biasa seperti kita. salafy tak pernah terlibat dalam teroris, demo hura hura, apalagi bom bali. bagaimana salafy di katakan radikal bebas???. penampilan banyak yang sama, seperti jubah, cadar, berjenggot. tapi pemahamannya jauh berbeda dengan para pengbom bom bali dan gereja,inilah yang membuat masyarakat tertipu karena penampilan sama. salafy tak akan pernah bertindak keras kecuali sekedar membela nama baik. apa ada sejarahnya salafy membunuh, bom bali, bom gereja, bom kepolisian, menggulingkan pemerintah???, kalau memang dia salafy pasti tidak akan berbuat yang demikian. karena apapun bentuknya pemberontakan terhadap pemerintah adalah haram

adapun simbol simbol salafy yang di katakan oleh media internet malah saya belum pernah tau. setauku salafy tidak pernah menggunakan simbol seperti segitiga piramida, mata, ular, bintang dan sebagainya. bahkan salafy tak punya simbol apapun. saya belajar bersama teman teman salafy sejak tahun 1998 sampai kini.

salafy berjuang demi persatuan islam

ketika NU dan muhammadiyah berseteru masalah kunut, salafy tampil sebagai penengah. tidak membela salah satunya, karena masing masing punya landasan dasar sendiri sendiri. sehingga banyak dari salafy ketika imam kunut ya ikut kunut, sebagaian lagi tidak ikut kunut.

selain itu ada lagi kasus ambon, perang sara diambon memaksa orang orang salafy berangkat kesana, salafy datang kesana untuk menolong muslim ambon dengan resiko meninggalkan anak istri, yang kemudian di searahkan sepenuhnya ke pemerintah. salafy lakukan ini hanya karena kecintaan mereka sesama muslim.

jangankan sesama islam, antar agama salafy juga bisa hidup rukun. penampilan tak masalah, tapi keharmonisan hidup harus selalu di jaga bersama.

yang saya herankan lagi, kok ada yang mengatakan seolah olah salafy tidak memiliki hati nurani. setiap ada info sebaiknya jangan kita telan mentah mentah, tapi lihat dulu sumber asalnya dan siapa penulisnya. bersikap bijak terhadap info sangat di perlukan sebelum berucap dan bertindak supaya tidak menjerumuskan orang lain


Sumber :  http://gombong54321.blogspot.com/2012/04/mengapa-saya-masuk-salafy.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar,
Mohon komentar yang santun agar diskusi kita barokah.