Senin, 28 Januari 2013

Hikmah dibalik Perpecahan Ummat

Tidak dapat dipungkiri lagi adanya perpecahan ummat manusia baik muslim maupun non muslim. Perpecahan ummat ini telah menjadi sunnatullah dan ketetapan Allah yang mesti akan terjadi. Kita bisa melihat kenyataannya memang ummat kita terpecah belah menjadi banyak golongan. Secara dalil juga jelas akan terjadinya. Diantaranya adaalah sabda kekasih pujaan kita semua Rasulullah Muhammad shollallahu alaihi wasallam berikut ini

Hadits dari ‘Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu

افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة فواحدة في الجنة وسبعين في النار, وافترقت النصارى على ثنيتين وسبعين فرقة فإحدى وسبعين في النار و واحدة في الجنة والذي نفس محمد بيده لتفترقن أمتي على ثلاث وسبعين فرقة واحدة في الجنة وسبعين في النار, قيل يا رسول الله من هم؟ قال: هم الجماعة

“Telah berpecah belah umat Yahudi menjadi tujuh puluh satu golongan, satu golongan di Surga dan tujuh puluh golongan di Neraka. Dan telah terpecah belah umat Nashrani menjadi tujuh puluh dua golongan, tujuh puluh satu golongan di Neraka dan satu golongan di Surga. Demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, benar-benar akan terpecah belah umatku menjadi tujuh puluh tiga golongan, satu di Surga dan tujuh puluh dua golongan di Neraka”. Sahabat bertanya:’Siapakah mereka ya Rasulullah?’. Sabdanya:”Mereka adalah Al-Jama’ah” (HR. Ibn Majah; At-Thabari dalam Al-Kabir 18/70; Al-Lalaka’I dalam Syarh I’tiqod Ahlus Sunnah Wal Jama’ah 1/101; Al-Hakim dalam Mustadrak 1/47).

Kalau sudah demikian berarti perpecahan ummat ini adalah sesuatu yang telah pasti terjadi. Yang penting bagi kita selanjutnya bukan bagaimana kita menghapus dan menghilangkannya tetapi bagaimana kita mengambil hikmah yang bermanfaat untuk kita dibalik kejadian ini dan perlu mengetahui cara bersikap yang benar agar kita selamat di dunia dan di akherat nanti.

Saudaraku, walaupun perpecahan ummat ini disebutkan Rasulullah saw dalam kontek keburukan, dan kejelekan. Sehingga terjadinya ini semestinya kita hindari dan kalau itu menimpa kita maka ini adalah keburukan bagi kita. Akan tetapi tentunya pasti ada faedah dan hikmah dibalik takdir Allah yang satu ini.

Kalau kita lihat statistik agama-agama penduduk di dunia, kita dapati sebagian besar penduduk dunia, ternyata kira-kira seperlima penduduk dunia menganut Agama Islam. Sepertiga penduduk dunia menganut Agama Kristen, selebihnya menganut agama-agama lainnya dan yang lain lagi tidak menganut agama. Dari satu setengah milyar penduduk dunia yang beragama Islam, mereka terpecah-pecah menjadi 73 golongan sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah saw.


Dari keadaan diatas kita bisa membuat ilustrasi hitung-hitungan sebagai berikut. Kalau ada seorang bayi lahir kemudian tunbuh menjadi besar, maka kemungkinan yang terbesar dia berada di lingkungan non muslim, untuk mendapatkan kebenaran dan mengikuti petunjuk dia mesti mencari kebenaran. Kalau dia hanya mengikuti agama bapak ibunya dan masyarakatnya maka kemungkinan besar dia belum mendapatkan petunjuk. Artinya secara matematis setiap penduduk di dunia harus mencari kebenaran dan berpindah agama untuk mendapatkan kebenaran.


Kalau bayi yang lahir tadi sangat beruntung, kebetulan lahir di lingkungan masyarakat muslim, dia pasti akan menghadapi lingkungan masyarakatnya ada pada salah satu dari 73 golongan yang disabdakan Rasulullah saw. 72 golongan di neraka dan 1 golongan di surga. Dengan asumsi jumlah penganut tiap golongan dari 73 golongan tadi sama maka secara statistik dia berkemungkinan berada di golongan yang selamat kemungkinannya hanya 1/73 bagian atau kurang dari 2%. Kemungkinannya dia berada di golongan yang tidak selamat 72/73 bagian atau kira-kira 98%.

Jadi kalau ada bayi lahir di kalangan umat islam maka kemungkinan besar dia masih berada di lingkungan masyarakat yang belum selamat. Untuk dapat selamat dia harus mencari dimana kebenaran itu berada dan kemudian setelah menemukan dia mengikutinya. Kesimpulannya kita semua mesti mencari kebenaran, dan pencarian kebenaran ini adalah tugas hidup sepanjang hayat. Kita tidak bisa hanya mengandalkan saya lahir muslim di lingkungan kelompok muslim, kata ustadku kelompok inilah yang benar kemudian kita puas begitu saja tanpa meneneliti kebenarannya dan mencari kebenaran.

Kebenaran itu mesti kita cari dan kita minta dari Allah swt. Oleh karena itu Rasulullah mengajarkan banyak doa kepada kita diantaranya doa agung yang harus kita baca di setiap sholat kita "Ihdinash shiratal mustaqiim".

Akhir posting ini kiranya saya akan berdoa untuk semua pengunjung blog ini, dengan doa
"Ya Allah jadikanlah yang benar itu kami terima sebagai kebenaran dan karuniaiah kepada kami untuk dapat mengikutinya dan jadikanlah yang batil itu kami pandang sebagai kebatilan dan karuniailah kepada kami untuk dapat menjauhinya." Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar,
Mohon komentar yang santun agar diskusi kita barokah.